ABSTRAK
Foltra Feronika
Rutana (L 111 06 004) Studi Kesesuaian Ekosistem Mangrove sebagai Objek
Ekowisata di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara. di bawah
bimbingan M.Natsir Nessa sebagai pembimbing utama dan Amran Saru sebagai
pembimbing Anggota.
Salah satu dari sumber daya kelautan Indonesia yang mendapat
perhatian di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove. Fungsi hutan mangrove sebagai spawning ground, feeding ground, dan juga nursery ground, di samping sebagai tempat
penampung sedimen, sehingga hutan mangrove merupakan ekosistem dengan tingkat
produktivitas yang tinggi dengan berbagai macam fungsi ekonomi, sosial, dan
lingkungan yang penting. Salah satu fungsi sosial hutan mangrove adalah
memungkinkannya berfungsi sebagai tujuan wisata.
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui
kelayakan ekosistem mangrove
di Pulau Kapota sebagai objek ekowisata, menginventarisasi sarana dan
prasarana pendukung di
Pulau Kapota yang dapat menunjang pengembangan ekowisata mangrove, mengetahui
persepsi stakeholder dalam melakukan kegiatan ekowisata mangrove di Pulau Kapota. Sedangkan
kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada
pengelolah kawasan atau pemerintah setempat tentang adanya kemungkinan-kemungkinan untuk melakukan kegiatan
ekowisata ekosistem mangrove.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pulau Kapota layak untuk dijadikan kegiatan ekowisata dan pengembangan kegiatan wisata.
Ekosistem mangrove di Pulau Kapota layak untuk dijadikan ekowisata mangrove
karena sangat spesifik yaitu tidak tumbuh di pinggir pantai tetapi tumbuh mengarah kedarat yaitu 300 meter dari garis
pantai. Ketersediaan
sarana dan prasarana cukup mendukung untuk melakukan kegiatan wisata.
Berdasarkan persepsi pengunjung bahwa daerah lokasi ekowisata hutan mangrove di
Pulau Kapota sangat menarik dan penuh dengan keunikan sehingga memiliki daya
tarik untuk melakukan ekowisata di daerah ini.
Kata kunci : Ekowisata , Ekosistem Mangrove, persepsi stakeholder, Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi.
|
Peta Lokasi Penelitian |
SIMPULAN
DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan
uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai
berikut :
1.
Pulau Kapota layak untuk dijadikan kegiatan
ekowisata dan pengembangan kegiatan
wisata khususnya di Danau Tailarontoga pada stasiun I, stasiun II dan stasiun
III yang terdapat di Pantai Peuwaume di sebelah timur Pulau Kapota.
2.
Ekosistem
mangrove di Pulau Kapota layak untuk dijadikan ekowisata mangrove karena sangat
spesifik yaitu tidak tumbuh di pinggir pantai tetapi tumbuh mengarah kedarat yaitu 300 meter dari garis
pantai Pulau Kapota
3.
Ketersediaan
sarana dan prasarana cukup mendukung untuk melakukan kegiatan wisata.
4.
Berdasarkan
persepsi pengunjung bahwa daerah lokasi ekowisata hutan mangrove di Pulau
Kapota sangat menarik dan penuh dengan keunikan sehingga memiliki daya tarik
untuk melakukan ekowisata di daerah tersebut.
B.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan
ekowisata Pulau Kapota maka disarankan bahwa :
1.
Perlu pengembangan infrastruktur secara terencana untuk menunjang
kegiatan ekowisata;
2.
Perlunya pelibatan
masyarakat dalam berbagai perencanaan pengembangan kawasan ekowisata di Pulau
Kapota.
3.
Perlu ada penelitian lebih
lanjut mengenai pengembangan sarana dan prasarana pada ekosistem mangrove
DAFTAR PUSTAKA
Anugriati, 2007. Identifikasi Potensi dan Analisis Kesesuaian Ekowisata Manggrove Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Barru. Kelautan. UNHAS
Arief, A.2003. Hutan Mangrove (Fungsi dan Peranannya). Kanisius, Yogyakarta.
Ardi. 2002. Pemanfaatan Makrozoobentos sebagai Indikator Perairan Pesisir. [Makalah]. Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian Bogor. Bogor, Indonesia.
Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor
Bibby, C. Jones, M. Marsder, S. 2000. Teknik-Teknik Ekspedisi Lapangan : Survey Burung. SMKG Mardi Yuana. Bogor.
Budiman, A. dan Suhardjono. 1992. Struktur Komunitas Mangrove. Prosiding Lokakarya Nasional Penyusunan Penelitian Biologi Kelautan dan Proses Dinamika Pesisir, Semarang 24-28 November 1992.
Dahuri, R., 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
DKP Sul Sel dan LP3WP, 2006. Inventarisasi Kawasan Mangrove di Sulawesi Selatan. Laporan Akhir
Damanik,J. dan Weber,H.F. 2006. Perencanaan ekowisata. PUSPAR UGM dan Andi, Yogyakarta.
Dharma, B., 1992. Siput dan Kerang Indonesia Shell II. PT. Sarana Graha, Jakarta.
Erwin. 2005. Studi Kesesuaian Lahan Untuk Penanaman Mangrove Ditinjau Dari Kondisi Fisika Oseanografi dan Morfologi Pantai pada Desa Sanjai Pasi Marannu Kabupaten Sinjai. Skripsi. Program Studi Kelautan, UNHAS. Makassar
Endar Sugiarto, Kusmayadi, 2000.Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta, Jakarta-Indonesia
Fachrul, M. F. 2006 . Metode Sampling Bioekologi. Bumi Aksara, Jakarta.
Hutabarat, S. dan Evans, S.M. 1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Modul Praktikum Oseanografi. 2006. Laboratorium Oseanografi Fisika. Jurusan Ilmu Kelautan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.
Noor, Y.R., Khazali, M. dan Suryadiputra, I. N. N. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/ WI-IP, Bogor
Nurhamsia, 2009. Analisis Pengembangan Ekowisata Mangrove Di Pantai Wisata Lombang-Lombang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju Sulawesi Barat. Skripsi. Program Studi Kelautan, UNHAS.
Ng, P.K.L. and N. Sivasothi (ed.). 2001. A Guide to Mangroves of Singapore.
Volume 1: The Ecosystem and Plant Diversity and Volume 2: Animal
Diversity. Singapore: The Singapore Science Centre.
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Odum, E. P. 1971. Fundanental Of Ecology third Edition. W. B. Sounder Compan, Philadelphia. USA.
Peristiwady, T. 2006. Ikan-Ikan Laut Ekonomis Penting Di Indonesia. LIPI Press. Jakarta
Peraturan Menteri Kehutanan republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Permohonan, Pemberian, dan Pencabutan Izin Pengusahaan taman Buru www.dephut.go.id/files/P17_2010.pdf [ Di akses tgl 8 Agustus 2011]
Rafika, 2011. Perencanaan Jalur Interpretasi Alam di Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Romimohtarto. K dan Juwana. S. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang Bilogi Laut. Djambatan. Jakarta.
Sultan,I. 2001 Studi Tentang Kerapatan dan Frekwensi Jenis Hutan Mangrove di Pantai Pasir Putih Kecamatan Boleh Kab Wajo. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Supriharyono, M. S. Dr. Ir. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Soekadijo 2000. Anatomi Pariwisata Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Jakarta-Indonesia.
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Soerianegara Ishemat dkk, 1986. Diskusi Panel Daya Guna dan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan Mangrove. Proyek lingkungan Hidup –LIPI Departemen Kehutanan. Jakarta.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia.
Sukarsa, I.Made.1999. Pengantar Pariwisata. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Makassar.
SNM (Strategi Nasional Mangrove). 2003. Strategi Nasional Pengelolaan
Mangrove di Indonesia (Draft Revisi); Buku II: Mangrove di Indonesia.
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.
Taqwa, A. 2010. Analisis Produktivitas Primer Fitoplankton dan Struktur Komunitas Fauna Makrobenthos Berdasarkan Kerapatan Mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan Kota Tarakan, Kalimantan Timur. Tesis. Semarang
Tuwo, A. 2011. Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut. Brilian Internasional. Surabaya.
Utama, A. 2009. Perencanaan Ekowisata Penyu Berbasis Masyarakat di Pulau Anano Taman Nasional Wakatobi. IPB
Utojo, et al, 2000. Studi Kelayakan Sumber Daya Budu Daya Laut di Pulau-pulau Sembilan Kab. Sinjai Sul. Sel. Teluk Tira-tira, Teluk Kamaru dan Teluk Lawele Kab. Buton serta Teluk Kalisusu Kab. Muna Sulawesi Tengah. Balikanta, Maros.
[Diakses tgl 4 Agustus 2011].
Warpani Suwardjoko P, 2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. ITB. Bogor.
Wiharyanto Dhimas, 2007. Kajian Pengembangan Ekowisata Mangrove Di kawasan Konservasi Pelabuhan Tengkayu II Kota Tarakan Kalimantan Timur.Tesis. IPB.
Wantasen, Adnan. 2002. Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Desa Talise Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Institut Pertanian Bogor http://tumoutou.net/702 05123/adnan wantasen pdf (Diakses tanggal 15 Mei 2010).
Yulianda, F. 2006. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi.. Makalah Seminar Sehari Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Institut Pertanian Bogor.
Yakup, M. 2010. Studi Kesesuaian Ekowisata Ekosistem Mangrove di Dusun Tappina Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar Propinsi Sulawesi Barat. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.
Zulkifly, 2008. Kajian Tingkat Keberhasilan Rehabilitasi Vegetasi Mangrove Ditinjau Dari Bioekologi Di Pantai Tokke-Tokke Kecamatan Pitungpanua Kabupaten Wajo. Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.
RIWAYAT HIDUP
Foltra Feronika R. lahir di Salukaia pada tanggal 28 mei 1987.
Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Buah hati dari pasangan N. Ruutana dan Liong
Koruwu. Pada tahun 1994 Lulus di taman
kanak-kanak Ebenheizer Salukaia, tahun 2000 Lulus di SDN Salukaia, tahun 2003
Lulus di SLTP Kemala Bhayangkari Makassar, tahun 2006 Lulus di SMA Kristen Soleman
Makassar, dan pada tahun yang sama pula di terima di Jurusan Ilmu kelautan melalui jalur melalui
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Pada
Tahun 2007 penulis dikukuhkan menjadi anggota Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi
Kelautan (FITK). Selama masa studi
di Kelautan penulis banyak mengikuti kegiatan dan pelatihan diantaranya Pelatihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang
diadakan oleh SEMA FITK UH pada tahun 2007 dan Basic
study skill (BSS) yang diadakan FITK. Di bidang
organisasi penulis pernah menjadi Ketua
persekutuan Mahasiswa Kristen Ilmu Kelautan Unhas Makassar (PERMAKRIS-IK-UH)
yaitu selama dua periode (2009-2010 dan 2010-2011), Stering
Komite pada prosesi penerimaan Mahasiswa
Baru, anggota muda Marine Science Diving Club (MSDC)
Universitas Hasannudin Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi
asisten mata kuliah diantaranya “Rehabilitasi Pesisir Pantai “, “Eksplorasi
Sumber daya Pesisir dan Laut”, dan “Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu”. Pada Tahun 2010 Penulis juga perna bekerja sebagai Asisten Peneliti di Lingkungan
PUSLITBANG Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau kecil dalam bidang sosial ekonomi. Pada tahun 2009 penulis melaksanakan tugas akhir dengan
kegiatan Kuliah Kerja nyata di Desa Salipolo Kec. Cempa Kab. Pinrang. Praktek
kerja eksplorasi di PPLH Puntondo Takalar dengan judul Pembelajaran dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan di
PPLH Puntondo Kab. Takalar (Pengelolaan
Ekosistem Mangrove dalam Upaya Penanggulangan Abrasi Pantai) dan Studi Kesesuaian Ekosistem Mangrove sebagai
Ojek Ekowisata di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara sebagai tugas akhir.
HP : 081244252242