ABSTRAK
Nur Jannah. L 111 06 007. “Kajian
Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fitoplankton pada Beberapa Kerapatan Lamun di
Pulau Barrang Lompo Kota Makassar”. Di bawah bimbingan Ibu
Rohani AR sebagai
Pembimbing Utama dan Muh. Farid Samawi sebagai Pembimbing Anggota.
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan yaitu bulan Maret – Juni 2010 di perairan Barrang Lompo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Stasiun pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 5 stasiun dan 3 kali ulangan. Untuk pengambilan sampel fitoplankton dilakukan dengan menggunakan alat Plankton net No. 25 dipermukaan perairan. Kemudian untuk identifikasi sampel dilakukan di bawah mikroskop dengan bantuan SRC (Sedgewick Rafter Cell).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara kerapatan lamun dengan kelimpahan dan komposisi jenis fitoplankton di perairan Pulau Barrang Lompo Kota Makassar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kelimpahan dan komposisi jenis fitoplankton pada area padang lamun, sehinga dapat di gunakan dalam pengelolaan fitoplankton dan padang lamun.
Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah komposisi jenis kelimpahan fitoplankton (plankter/m3) dan Indeks keanekaragaman (H’), Indeks dominansi (C) dan indeks keseragaman (E). Sedangkan untuk data penunjang dilakukan pengukuran parameter fisika kimia perairan seperti PH(0C), Suhu (0C), Salinitas (‰), DO (mg/l), Nitrat (NO3), Fosfat (PO4), Kekeruhan (NTU), Kecepatan Arus (m/det).
Komposisi jenis fitoplankton tertinggi, berasal dari kelas Bacillariophyceae yang terdapat pada seluruh stasiun. Sedangkan jumlah jenis fitoplankton Pada stasiun LPU (Lamun Padat Multispesifik) 36 spesies, LPO (Lamun Padat Monospesifik) 41 spesies, LJU (Lamun Jarang Multispesifik) 20 spesies, LJO (Lamun Jarang Monospesifik) 22 spesies dan LNV (Lamun Non Vegetasi) 21 spesies.
Diperoleh sebanyak 71 spesies, 38 genus fitoplankton berasal dari enam kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae (18 genus), Dynophyceae (12 genus), Cyanophyceae (3 genus), Coscinodiscophyceae (4 genus), Fragillariophyceae (2 genus) dan Noctiluciphyceae (1 genus).
Adapun kelimpahan fitoplankton pada stasiun LPU (Lamun Padat Multispesifik) 247.935 sel/m3, LPO (Lamun Padat Monospesifik) 252.732 sel/m3, LJU (Lamun Jarang Multispesifik) 121.726 sel/m3, LJO (Lamun Jarang Monospesifik) 101.792 sel/m3 dan LNV (Lamun Non Vegetasi) 64.559 sel/m3, kelimpahan fitoplankton pada daerah bervegetasi lamun lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang tidak bervegetasi lamun.
Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan yaitu bulan Maret – Juni 2010 di perairan Barrang Lompo Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan. Stasiun pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 5 stasiun dan 3 kali ulangan. Untuk pengambilan sampel fitoplankton dilakukan dengan menggunakan alat Plankton net No. 25 dipermukaan perairan. Kemudian untuk identifikasi sampel dilakukan di bawah mikroskop dengan bantuan SRC (Sedgewick Rafter Cell).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji hubungan antara kerapatan lamun dengan kelimpahan dan komposisi jenis fitoplankton di perairan Pulau Barrang Lompo Kota Makassar. Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai kelimpahan dan komposisi jenis fitoplankton pada area padang lamun, sehinga dapat di gunakan dalam pengelolaan fitoplankton dan padang lamun.
Parameter utama yang diamati dalam penelitian ini adalah komposisi jenis kelimpahan fitoplankton (plankter/m3) dan Indeks keanekaragaman (H’), Indeks dominansi (C) dan indeks keseragaman (E). Sedangkan untuk data penunjang dilakukan pengukuran parameter fisika kimia perairan seperti PH(0C), Suhu (0C), Salinitas (‰), DO (mg/l), Nitrat (NO3), Fosfat (PO4), Kekeruhan (NTU), Kecepatan Arus (m/det).
Komposisi jenis fitoplankton tertinggi, berasal dari kelas Bacillariophyceae yang terdapat pada seluruh stasiun. Sedangkan jumlah jenis fitoplankton Pada stasiun LPU (Lamun Padat Multispesifik) 36 spesies, LPO (Lamun Padat Monospesifik) 41 spesies, LJU (Lamun Jarang Multispesifik) 20 spesies, LJO (Lamun Jarang Monospesifik) 22 spesies dan LNV (Lamun Non Vegetasi) 21 spesies.
Diperoleh sebanyak 71 spesies, 38 genus fitoplankton berasal dari enam kelas fitoplankton yaitu Bacillariophyceae (18 genus), Dynophyceae (12 genus), Cyanophyceae (3 genus), Coscinodiscophyceae (4 genus), Fragillariophyceae (2 genus) dan Noctiluciphyceae (1 genus).
Adapun kelimpahan fitoplankton pada stasiun LPU (Lamun Padat Multispesifik) 247.935 sel/m3, LPO (Lamun Padat Monospesifik) 252.732 sel/m3, LJU (Lamun Jarang Multispesifik) 121.726 sel/m3, LJO (Lamun Jarang Monospesifik) 101.792 sel/m3 dan LNV (Lamun Non Vegetasi) 64.559 sel/m3, kelimpahan fitoplankton pada daerah bervegetasi lamun lebih tinggi dibandingkan dengan stasiun yang tidak bervegetasi lamun.
Kata Kunci : Kerapatan
Lamun, Fitoplankton,
Komposisi dan Kelimpahan, Perairan
Barrang Lompo Kota Makassar.
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Hasil penelitian yang dilaksanakan selama dua kali
pengamatan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut :
- Fitoplankton yang ditemukan pada daerah padang lamun perairan Pulau Barrang Lompo adalah sebanyak 71 spesies, 38 genus dan 6 kelas. Kelimpahan fitoplankton pada daerah bervegetasi lamun berjumlah 252.732 individu/m3, sedangkan kelimpahan fitoplankton pada daerah tidak bervegetasi berjumlah 64.559 individu/m3.
- Komposisi jenis fitoplankton tertinggi yang ditemukan berasal dari kelas Bacillariophyceae.
- Jumlah jenis fitoplankton tertinggi ditemukan pada stasiun LPU dan LPO sebanyak 36 - 41 spesies. Sedangkan jumlah jenis terendah, ditemukan pada stasiun LJU, LJO dan LNV sebanyak 20 - 21 spesies.
- Kelimpahan fitoplankton tidak berbeda nyata antar stasiun bervegetasi (LPU, LPO, LJU, dan LJO) akan tetapi terdapat perbedaan yang nyata dengan stasiun yang tidak bervegetasi (LNV), dimana fitoplankton lebih melimpah pada daerah bervegetasi lamun. Kelimpahan fitoplankton dipengaruhi oleh sifat fisika-kimia seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut, kadar ion hidrogen (pH), kecerahan, arus, kadar nitrat dan fosfat.
5.2 Saran
Perlu adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui komposisi
jenis dan kelimpahan fitoplankton dengan interval waktu yang berbeda di
perairan Barrang Lompo
dan perlu diperhatikan pada sampling tiap titik karena terlihat adanya
parameter lingkungan yang berbeda pada tiap titik tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim,
2009 Pengertian phitoplankton
. Www. Wikipedia. Co. Id. Diakses tanggal 1 Februari 2010
Anonim, 2008
Fitoplankton
dengan Kultur Fitoplankton pada
Fotobioreaktor. http://www. Wikipedia. Com. Diakses
tanggal 11 Februari 2010.
Amran,
M.A and Ambo Rappe, R. 2009. Estimation Of Seagrass Coverage By Depth
Invariant Indices On Quickbird Imagery. Research Report Dipa Biotrop.
APHA, 1992. Standard
Methods for the Examination of Water and Wastewater. 4th
edition. American Public Health Association, Washington DC.
Basmi,
H. J., 1999. Planktonologi : Bioekologi Plankton Algae. Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan – IPB. Bogor
.
Boyd, C.E. 1979. Water
Quality Management for Pond Fish Culture. Development In Aquaculture and
Fisheries Science. Auburrn University. Alabama Press. USA.
Bengen, D.G., 2002. Sinopsis Ekosistem Dan Sumberdaya Alam Pesisir Dan Laut Serta Prinsip
Pengelolaannya. Pusat
Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor.
Chris Stafford, 1999. Phytoplankton
Of Aquaculture Ponds. Departement Of Primary Industries.
Queensland
Davis,
C.C. 1995. The Marine and Fresh Water Plankton. Michigan State University
Press.
Dahuri, R.R., Jacub., Sapta P.G dan Sitepu M.J. 2001 Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan
Lautan Terpadu, PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
Den Hartog,
C., 1970. The Seagrass of The World. North Holland Publ Co. Amsterdam
Djais Ferianto, H., Anzori S.,Yvonne, I.P., dan Pandu, P., 2002. Modul Sosialisasi Dan Orientasi Penataan
Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. Direktorat Jendral Pesisir
Dan Pulau-pulau Kecil, Dinas Kelautan Dan Perikanan. Jakarta.
Effendie,
M.I. 2003. Telaah Kualitas Air.
Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.
Ernanto,
dan Junindra., 1994. Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan
Pantai Ujung Karangwangi Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Perikanan IPB.
Bogor.
Haruna, F. S., 1994. Pengaruh
Sedimen Dasar Terhadap Penyebaran, Kepadatan, Keanekaragaman, Keseragaman dan
Pertumbuhan Padang Lamun Di Laut Sekitar Barang Lompo. Tesis Program
Pasca Sarjana Unhas.Ujung Pandang.
Herna, 2005. Hubungan Antara Kandungan Klorofil-a dengan
Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pesisir Kabupaten Maros. Jurusan
Ilmu Kelautan. [Skripsi].
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Hutabarat,
S., dan Evans, S.M. 2000. Pengantar
Oseanografi. Universitas Indonesia Press. Jakarta.
Hutagalung,
H.P dan Rozak, A., 1997. Metode Analisis Air laut, Sedimen dan Biota
Laut. Institute Pertanian Bogor, Bogor.
Idrus, M., 2001. Pemetaan
Perairan Laut Dangkal Pulau Barrang Lompo dan Bone Batang melalui Analisis Citra Landsat TM. Skripsi Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Hasanuddin.
Makassar.
Junindra,
E.C., 2002. Hubungan Antara Unsur Hara Nitrat dan Fosfat Dengan Kelimpahan
Fitoplankton di Perairan Tanjung Labellang Kecamatan Mallusetassi Kabupaten
Barru. Skripsi. Jurusan Ilmu Kelautan. Fakultas Ilmu Kelautan dan
Perikanan Universitas Hasanuddin. Makassar.
Kaswadji,
R.F.,F. 1993. Produktivitas Primer dan Laju Pertumbuhan
Fitoplankton Di Perairan Pantai Bekasi. Jurnal
Ilmu-Ilmu Perairan dan perikanan Indonesia.
Kiswara, W.,
dan Hutomo, M., 1985. Habitat
dan Sebaran Geografik Lamun. Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia. Jakarta.
Kimmel,
B.L., and Groeger. O.W., 1984. Factors
Controlling Phytoplankton Production in Lakes Reservoir :
A Perspective. EPA, Washington
DC. P : 227-281
Kuriandewa,
T.E. 1998. Prosiding. Distribusi dan Zonasi Lamun di Daerah Padang
Lamun Wilayah Kepulauan Derawan, Kaltim. Puslitbang Oseanologi-LIPI. Ambon.
Koesoebiono, 1981. Biologi Laut.
Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.
Moosa, M.K dan Suharsono. 1995. Rehabilitasi dan Pengelolaan
Terumbu Karang: Suatu Usaha Menuju
Pemanfaatan Sumber Daya Terumbu Karang Secara Lestari. Prosiding Seminar Nasional
(Pengelolaan Terumbu Karang Puslitbang Oseanlogi LIPI). Jakarta.
Newel,
G.E and R.C Newel. 1977. Marine Plankton. A Practical Guide. Hutchinson
Educational LTD 178 – 202 Great Portland Street. London
Nontji, A.,
1987. Laut Nusantara. Penerbit Jembatan, Jakarta.
Nontji, A.
2006. Tiada Kehidupan di Bumi Tanpa
Keberadaan Plankton. Pusat Penelitian Oseanografi. Jakarta.
Nybakken,
J.W., 1992. Biologi Laut sebagai Suatu Pendekatan Ekologis. P. T. Gramedia.
Jakarta.
Odum, E.P., 1971. Fundamental of Ecology. Third Edition.
Saunders Company. Toronto.
Parada,
M., 2002. Kepadatan dan Produksi Lamun
Enhalus acoroides dan Thallasia hemprichii di Pulau Barrang Lompo dan Bone
Batang Makassar Propinsi Sul-Sel. Skripsi Jurusan Ilmu Kelautan UNHAS,
Makassar.
Patterson,
D.J. and Burford, M. A. 2001. A Guide To The Protozoa of Marine
Aquaculture Ponds. CSIRO Marine Reseach and University of Sydney.
Australia.
Purwanto,
J., dan Suryadi. P., 1984. Telaah Ekologis Komunitas Organisme Akuatik
Di Padang Sea Grass Dalam Rangka Pengelolaan
Perairan Teluk Banten. Proyek
Pengembangan Peningkatan Perguruan Tinggi, Fakultas Perikanan. IPB. Bogor.
Ramlan, 1998. Studi Kelayakan Perairan Sebagai Areal Budidaya Tinjauan dari Aspek Produktivitas Primer.
Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Romimohtarto, K dan Juwana, S.,1999. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Puslitbang
Osenologi LIPI.Jakarta.
Sachlan,
1982. Planktonology. Correspondence Course Centre. Jakarta.
Samawi,
M.F., 2000. Hubungan Antara Struktur Komunitas Dan Biomassa Fitoplankton Dengan
Hara Nitrogen – Fosfor Pada Berbagai Ekosistem Pantai Perairan Pulau Bone
Batang. Tesis dalam bidang Ilmu Kelautan. Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Smith, G.M., 1950. The Freswater Algae of The United States.
McGraw-Hill Book
Company Inc. New York.
Tambaru,
R dan Samawi, M.F., 1996. Beberapa Parameter Kimia Fisika Air di Muara
Sungai Tallo Kecamatan Tallo Kotamadya Ujung Pandang. Torani, 6 (2):
61-67
Wickstead,
J.H., 1965. An Introduction to the Study of Tropical Plankton. Hutchinson. Trop Monogr.
Wardoyo, S.T.,H. 1975. Kriteria Air Untuk Keperluan Pertanian dan
Perikanan. Departemen Tata Produksi Perikanan. Fakultas Pertanian, IPB.
Bogor.
Wetzel, R.G., 1975. Limnology, W.B. Saunders C.O
Philadelphia, Pennysylvania.
RIWAYAT HIDUP - Nur Jannah dilahirkan pada tanggal 21 Juni 1986 di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Anak kedua dari enam bersaudara. Dari pasangan ayahanda Muh. Nurung (alm) dan Ibunda Mantang Shalih. Penulis menyelesaikan pendidikan Dasar di SD Inp. Kera-Kera Kec. Tamalanrea Kotamadya Makassar. Selesai pada tahun 1999.
Kemudian
melanjutkan ke sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 12 Makassar, selesai pada tahun 2002
kemudian lanjut ke Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 10 Makassar dan selesai pada
tahun 2005. Pada tahun 2006 penulis mengikuti seleksi
untuk masuk perguruan tinggi melalui Ujian Seleksi Perguruan Tinggi Mahasiswa
Baru (SPMB) penulis diterima sebagai mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Hasanuddin. Selama menjalani dunia
kemahasiswaan.
Penulis pernah mengikuti beberapa kegiatan keorganisasian, seperti
Pengurus
Musholla Bahrul Ulum Kelautan periode
2007/2008, penulis juga
pernah mengikuti pengkaderan Diklat MSDC (Marine Science Diving Club), penulis
sempat aktif Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) bela diri GOJU pada tahun
2008/2009. Disamping itu penulis juga pernah menjadi anggota Organisasi Daerah
GEMPITA (Gerakan Mahasiswa Pelajar Indonesia Tanah Doang) dan menjadi anggota
HPMKS (Himpunan Mahasiswa Kepulauan Selayar) periode 2009/2011.
Penulis menyelesaikan rangkaian
tugas akhir masing-masing Kuliah Kerja Nyata pada Gelombang khusus tahun 2009 di Desa Mangki Kec. Cempa Kabupaten Pinrang, Praktek Kerja Lapang di Di Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan Pemberantas Penyakit Menular (BTKL-PPM)
Kelas I Makassar, akhir tahun 2009, kemudian Penulis melakukan penelitian tentang “Kajian
Kelimpahan dan Komposisi Jenis Fitoplankton pada Beberapa Kerapatan Lamun di
Pulau Barrang Lompo Kota Makassar” di lokasi Perairan Barrang Lompo
Kota Makassar padaTahun 2010.
LINK AFFILIATE