Cafe Bisnis Online
News Update :

Orang Pulau, Berhiruk Pikuk di Ujung Kanal

Sabtu, 31 Maret 2012

Oleh :
Muhammad Idhan
Yayasan Konservasi Laut

hendak pulang. ramai perahu di ujung kanal
(muhammadidhan)
Ujung kanal Paotere berada di bagian utara kota Makassar. Letaknya tak begitu jauh dari pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. kira-kira 20 menit saja kalau naik becak.
Di ujung kanal yang bersambungan langsung dengan laut itu, perahu-perahu milik orang dari pulau saban hari ramai berlabuh sandar. Di sekitar kota Makassar terdapat puluhan pulau-pulau kecil yang berpenghuni. Sebagian kecil termasuk dalam wilayah administratif Kota Makassar. Sebagian besar lainnya berada di wilayah administrasi Kabupaten Pangkep.

Melihat modelnya saya berkesimpulan bahwa ujung kanal itu awal mulanya tidak diperuntukkan sebagai tempat berlabuh sandarnya perahu-perahu mungil nelayan karena tak ada tiang tempat mengikat perahu layaknya sebuah dermaga. ia memang hanya sekedar ujung kanal wadah limbah Kota Makassar menuju ke laut.

Justru sebuah tempat yang jaraknya lebih kurang 100 meter dari ujung kanal itu tempat berlabuh yang sebenarnya. Namun begitulah adanya. Pemilik perahu lebih senang berlabuh di ujung kanal daripada di Pelabuhan Rakyat (Pelra) Paotere.

Saban hari puluhan perahu milik orang pulau bersandar di ujung kanal ini. Tingginya intensitas kedatangan orang pulau tergantung pada urusan apa yang akan mereka lakukan di kota, seperti membeli kebutuhan pokok sehari-hari, alat perahu, jaring, pancing, hingga mengurus surat-surat administrasi dikantor kecamatan. Ada pula yang mengaku sekedar datang ke Kota Makassar untuk melepaskan suntuk. Tapi kebanyakan mereka bertujuan menjual ikan hasil tangkapan.

Ibu-ibu dari pulau dan hasil belanjaannya hendak kembali ke pulau
Di sekitar kanal, ada banyak toko yang menjual berbagai keperluan orang pulau. Keberadaan toko-toko yang kebanyakan dikelola oleh etnis Tionghoa itu pula yang menjadi salah satu alasan mengapa orang pulau senang menambatkan perahunya di ujung kanal ini. “Tak perlu jauh lagi mencari barang,”kata Daeng Ammang. Hari itu Daeng Ammang Datang ke Makassar untuk membeli sebuah komponen mesin perahunya.

Hiruk pikuk di ujung kanal ini sebenarnya bukan sekedar perahu yang terparkir saja. Disisi kiri kanan kanal juga ada aktifitas. Di Tepi kanal yang lebarnya hanya sekitar 2 meter itu berbagai aktifitas dilakukan. Mulai dari berjualan makanan, kain, kacamata, es balok, solar, air dan bahkan bengkel. Maka antara pagi hingga siang hari jangan harap anda mau bersunyi-sunyi. Suara orang seolah beradu dengan suara mesin bengkel, ditambah lagi kadang suara motor. Tambahan lagi kalau pas sedang ramai, jangan harap berjalan pelan di tepi kanal itu. Sesaat kemudian pastilah seseorang akan meneriaki anda. “minggir..minggir..!! gerobak mo lewat!!.
berdesakkan
Kondisi ujung kanal ini sebenarnya lebih mendekati kumuh. Lihat saja air kanal yang menghitam dan berbau agak tidak sedap. Muasal aroma itu adalah limbah dari Kota Makassar yang telah bercampur dengan air kanal. Tapi bagi orang pulau nampaknya itu bukanlah masalah. Jika tak lagi dapat menambatkan perahu mungkin barulah menjadi masalah bagi mereka.

Sejak Kapan ?
Beberapa orang yang kutanya sejak kapan ujung kanal ini menjadi tempat sandar perahu, hanya menggeleng tak tahu. Burhan (27 tahun), mengatakan bahwa semenjak ia kecil dahulu ia sudah sering menemani ayahnya bolak balik dari pulau Lumu-Lumu kediamannya ke kota Makassar. Dan tempat bersandar perahu mereka adalah ujung kanal itu. 

Sampai Kapan ?
Entah sampai kapan perahu nelayan boleh sandar labuh disana. Mengingat saat ini sedang bergulir sebuah rencana pengembangan kawasan Paotere. Semoga saja rencana pembangunan kawasan wisata, perumahan dan kawasan perdagangan disana tak membuat orang pulau mesti melabuhkan perahunya di tengah laut karena tak tersedia lagi ruang tambat perahu seperti di ujung kanal itu.
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online
Share this Article on :

TERKOMENTARI

Cafe Bisnis Online
Amal Shaleh (3) Amanat Undang Undang Dasar (1) Antropologi (1) Arang Tempurung (1) Artis (1) Arumi Bachim (1) Azon Profit MAster (1) BBM (4) Beli Buku (1) Bisnis Potensial (1) Blogger (2) Buku Book (2) Cari Dolar (3) Cari Duit (3) Demonstrasi (8) ebook (2) Fakultas Hukum Unhas (1) Future Technologi (4) Gerakan Indonesia Mengajar (8) Gerakan Mahasiswa (10) Gerakan Pekerja dan Buruh (3) Gizi Buruk (3) Halte Kayu (1) Hamdan Andank (1) Home Shcooling (2) Indonesia Maju (8) Info Lomba (3) Istana Negara (1) Isu Seksi (2) Jalan Baru Islam (4) Jual Buku (1) Jual Buku Digital (1) Kelautan (6) Kesimpulan Buku (1) Kesimpulan dan Saran (5) Kiamat 2012 (2) Kick Andy (1) Kolaborasi (1) Komisi (1) Komoditi (1) Kondisi Masyarakat Pesisir (1) Krisis Pangan (3) Kursus (2) Lamun (1) Lowongan Kerja (1) Masa Depan Dunia (8) Masa Depan Indonesia (18) Masa Depan Kelautan (1) Masyarakat Nelayan (4) McDonald's (1) Membuat Affiliate (1) Mengajar (8) Mobil Esemka (1) Mobil Moko (1) Pariwisata (1) Pasca Sarjana (1) Pendidikan Hukum (2) Penduduk Dunia (2) Penduduk Indonesia (4) Penelitian (2) Penemuan (4) Pengajian Anak (1) Penggulingan Rezim (5) Penggulingan SBY (4) Penhasil Dolar (1) Penjarahan (1) Perairan Indoensia (3) Perikanan (1) Pertanian (1) Pesisir Indonesia (4) Peternakan (1) Rekomendasi (2) Reviw Penelitian (1) Riset dan Survey (4) Sanggar Pendidikan (2) Selebritis (1) Simpulan dan saran (2) Soeharto (1) Software (1) Software Canggih (1) Sosial Politik (1) Statistik (1) Strategi Pembangunan (8) Sulawesi Selatan (2) Teknologi Informatika (8) Teknologi Masa Depan (4) Teknologi Tinggi (7) Tentara dan Polisi (2) Tulisan (3) Universitas Hasanuddin (6) Universitas Se-Indonesia (7) Wakatobi (2)
 

© Copyright LediSYah.com 2010 -2011 | Design by Syahnudin Syahden | Published by Ledisyah Template | Powered by Blogger.com.