Cafe Bisnis Online
News Update :

TERPOPULER

Konsep Teknologi Biru : Wave and Solar Energy Generator

Senin, 09 April 2012

LediSYah.com - Sebuah rancangan teknologi energi alternatif dengan desain baru telah ditemukan. Lewat pemikiran anak muda korea ini segalanya menjadi rasional. Perkembangan zaman yang diikuti oleh tingginya pertumbuhan penduduk dan pemanfaatan sumber daya energi yang tidak terkendali membuat seluruh penduduk negara berpikir untuk menemukan konsep teknologi penghasil energi yang ramah linggungan dan tidak pupus dimakan waktu.


Konsep sistem yang dirancang untuk mengumpulkan energi matahari dan energi pasang surut air laut. WSG atau Wave and Solar Energy Generator  adalah gagasan dari desainer Korea Seung Woo Jung, Jung Seung Woo, Kim Hyun Jun dan Kim Min Jung, mereka percaya bahwa jawaban untuk permasalahan energi hijau terdapat pada pasang surut laut dan sinar matahari. Sistem konsep ini telah dirancang untuk menghasilkan energi listrik terbarukan dari pasang surut laut, gelombang dan sinar matahari yang diperoleh pada siang hari.


Selama malam perangkat terus memberikan daya dengan memanfaatkan hanya pasang surut dan gelombang. Listrik yang dihasilkan oleh sistem ini dipindahkan ke tanahdengan kabel bawah laut. Selama malam sistem juga bersinar menggunakan beberapaenergi yang dihasilkan olehnya.



Saat Malam Teknologi ini menyala seperti bintang yang bertebaran.

Dalam ilmu dan teknologi kelautan Indonesia tentu konsep ini sangat menginspirasi. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas lautan yang begitu besar memiliki potensi untuk bisa menghasilkan energi dari dinamika yang ada di laut. Semoga gagasan dari korea ini bisa menggugah anak muda Indonesia untuk bisa berkarya secara lebih modern. [SS] 
Sumber Foto : http://itechfuture.com/
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

Inspirasi Jam Tangan Masa Depan; bukan Jam Biasa

Seluruh ide dari konsep ini adalah untuk memungkinkan pemilik dapat mengontrol dan menerima update langsung dari semua jaringan internet yang kita sendiri yang memiliki linknya dari pergelangan tangan, aplikasi ini memiliki akses ke kontak, SMS, update Facebook, GPS dan banyak lagi yang lainnya. Dengan semua fitur yang besar konsep jam tangan masa depan ini juga menyimpan beberapa fungsi dasar dari jam tangan, seperti memperbaharui waktu saat ini sesuai dengan lokasi di daerah mana kita berada. 



Konsep menonton inovatif akan membuat aplikasi yang digunakan kebanyakan di akses mudah, danbahkan akan mengubah lokasi ikon pada tali sesuai dengan posisi pergelangan tanganAnda. Beberapa fitur lain yang tersedia pada konsep inovatif kemungkinan untuk melacak pulsa Anda dan bahkan emosi Anda. Tergantung pada bagaimana Anda memakai gelang lokasi ikon pada perubahan tali.






Konsep ini kelihatannya sangat menarik dan tentunya sangat Inspiratif. Jika anda ingin memilikinya silakan anda berpikir dan temukan bagaimana cara membuat teknologi tersebut yang lebih bagus lagi agar bisa diklaim sebagai sesuatu yang baru. [SS]
Sumber Foto : http://itechfuture.com/
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

Konsep Teknologi Buku Tak Terbatas; Inspirasi Masa Depan

Sebuah teknologi dibidang perbukuan, berkas dan dokument telah ditemukan konsepnya. Lewat teknologi ini segala informasi dapat kita lihat dan baca tanpa batas. Bentuknya yang tipis dengan model seperti tas kecil yang bisa dibawah kemanapun kita pergi.


Setiap hari kita berurusan dengan media cetak dan publikasi elektronik: buku, koran, versi elektronik dari surat kabar dan majalah serta sumber-sumber berita yang lainnya. Teknologi buku tanpa batas ini Memiliki nilai yang cukup besar, dan sumber-sumber alternatif informasi, forum dan blog tanpa kecuali, tentu saja, bisa berbagi informasi.
Ini konsep alat asli untuk bekerja dengan desainer media digital. Perangkat ini disebut Buku Tak Terbatas. Cepat atau lambat, harus ada sesuatu yang mirip, semacam jembatan antara dunia digital dan analog. Buku ini adalah perangkat tak terbatas yang terdiri dari dua layar fleksibel yang digabungkan. Desain ini memungkinkan Anda untuk menelusuri e-book  dengan setiap halaman yang mudah untuk di tampilkan kembali. Sebagai sebuah konsep teknologi canggih masa depan tentu ini sangat Inspiratif. [SS]
Sumber Foto : http://itechfuture.com/
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

Inspirasi Konsep Kacamata Masa Depan; bisa telpon, lihat gambar dan video

Rahasia terungkap untuk pertama kalinya google menunjukan prototype model kaca mata yang sangat canggih yang akan menggantikan telepon, tablet dan GPS navigator. Menurut salah satu perusahaan google mengatakan bahwa kacamata google ini akan tersedia pada akhir tahun 2012.

Seorang pria beruntung yang telah mencoba memakai kacamata google ini mengatakan beruntun bisa memakai kacamata ini, ia pula menerangkan bahwa “Teknologi ini sangat memungkinkan datang ke dalam hidup kita karena tidak perlu mengambil telepon yang ada di saku untuk menelpon dan tinggal menekan tombol-tombol untuk mengabil gambar.
Dengan menggunakan alat kendali di tangan dan alat kendali pengamatan lewat kacamata maka dipastikan aktifitas dalam membangun komunikasi yang sifatnya mobail akan semakin efektif dan efisien.




Kita akan menunggu sampai benar-benar kacamata tersebut akan dipublikasikan oleh google untuk bisa menjadi produk yang bisa dibeli dengan bebas di pasaran. Suatu loncatan perkembangan teknologi kacamata yang sangat menginspirasi penduduk dunia. [SS]
Sumber Foto : http://itechfuture.com/
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

Catatan : Uang masih utuh di saku jaketku. Oleh : Ahsan Azhar

Aku sedang berdiri di depan mini market, ada ibu pengemis duduk di emperan, dia menatapku, aku tidak kuat menatapnya. Sambil berjalan mondar-mandir, aku memikirkan berapa besar jumlah uang yang akan kuberikan kepadanya. Tangan kananku merogoh saku jaket sebelah kanan, menghitung lembar-lembar uang sisa kembalian makan malam tadi, sementara tangan kiriku menjepit rokok yang masih setengah batang lagi. Sesekali aku meliriknya, dia masih menatapku.

Aku membayangkan dia adalah ibuku, ibuku yang sedang menatap seorang yang tidak kuat untuk menatapnya namun sambil membayangkan dirinya adalah ibunya.
*
Aku berlalu pergi, setelah memberikannya beberapa lembar rasa kasihan.

Uang masih utuh di saku jaketku.

Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

REVIEW PENELITIAN : Studi Kesesuaian Ekosistem Mangrove sebagai Objek Ekowisata di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara. Oleh : Foltra Feronika Rutana (L 111 06 004).

Minggu, 08 April 2012


ABSTRAK

Foltra Feronika Rutana (L 111 06 004) Studi Kesesuaian Ekosistem Mangrove sebagai Objek Ekowisata di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara. di bawah bimbingan M.Natsir Nessa sebagai pembimbing utama dan Amran Saru sebagai pembimbing Anggota.

Salah satu dari sumber daya kelautan Indonesia yang mendapat perhatian di wilayah pesisir adalah ekosistem mangrove.  Fungsi hutan mangrove sebagai spawning ground, feeding ground, dan juga nursery ground, di samping sebagai tempat penampung sedimen, sehingga hutan mangrove merupakan ekosistem dengan tingkat produktivitas yang tinggi dengan berbagai macam fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan yang penting. Salah satu fungsi sosial hutan mangrove adalah memungkinkannya berfungsi sebagai tujuan wisata.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan ekosistem mangrove di Pulau Kapota sebagai objek ekowisata, menginventarisasi sarana dan prasarana pendukung di Pulau Kapota yang dapat menunjang pengembangan ekowisata mangrove, mengetahui persepsi stakeholder dalam melakukan kegiatan ekowisata mangrove di Pulau Kapota. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada pengelolah kawasan atau pemerintah setempat tentang adanya kemungkinan-kemungkinan untuk melakukan kegiatan ekowisata ekosistem mangrove.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pulau Kapota layak untuk dijadikan kegiatan ekowisata dan  pengembangan kegiatan wisata. Ekosistem mangrove di Pulau Kapota layak untuk dijadikan ekowisata mangrove karena sangat spesifik yaitu tidak tumbuh di pinggir pantai tetapi tumbuh  mengarah kedarat yaitu 300 meter dari garis pantai. Ketersediaan sarana dan prasarana cukup mendukung untuk melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan persepsi pengunjung bahwa daerah lokasi ekowisata hutan mangrove di Pulau Kapota sangat menarik dan penuh dengan keunikan sehingga memiliki daya tarik untuk melakukan ekowisata di daerah ini.

Kata kunci : Ekowisata , Ekosistem Mangrove, persepsi stakeholder, Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi.

Peta Lokasi Penelitian
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut :
1.     Pulau Kapota layak untuk dijadikan kegiatan ekowisata dan  pengembangan kegiatan wisata khususnya di Danau Tailarontoga pada stasiun I, stasiun II dan stasiun III yang terdapat di Pantai Peuwaume di sebelah timur Pulau Kapota.
2.    Ekosistem mangrove di Pulau Kapota layak untuk dijadikan ekowisata mangrove karena sangat spesifik yaitu tidak tumbuh di pinggir pantai tetapi tumbuh  mengarah kedarat yaitu 300 meter dari garis pantai Pulau Kapota
3.    Ketersediaan sarana dan prasarana cukup mendukung untuk melakukan kegiatan wisata.
4.    Berdasarkan persepsi pengunjung bahwa daerah lokasi ekowisata hutan mangrove di Pulau Kapota sangat menarik dan penuh dengan keunikan sehingga memiliki daya tarik untuk melakukan ekowisata di daerah tersebut.
B.  Saran
Berdasarkan hasil penelitian  pengembangan ekowisata Pulau Kapota maka disarankan bahwa :
1.   Perlu pengembangan infrastruktur secara terencana untuk menunjang kegiatan ekowisata;
2.    Perlunya pelibatan masyarakat dalam berbagai perencanaan pengembangan kawasan ekowisata di Pulau Kapota.
3.    Perlu ada penelitian lebih lanjut mengenai pengembangan sarana dan prasarana pada ekosistem mangrove

DAFTAR PUSTAKA
Anugriati, 2007.  Identifikasi Potensi dan Analisis Kesesuaian Ekowisata Manggrove Dengan Menggunakan Aplikasi Sistem Informasi Geografis di Kabupaten Barru.  Kelautan.  UNHAS
Arief, A.2003. Hutan Mangrove (Fungsi dan Peranannya). Kanisius, Yogyakarta.
Amir.I dan A. Budianto. 1996. Mengenal Sponge Laut (Demospongia) secara Umum. http://www.elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index.php/searchkatalog/.../2885/2886.pdf [Diakses tgl 18 feb 2011].
Ardi.  2002.  Pemanfaatan Makrozoobentos sebagai Indikator Perairan Pesisir. [Makalah].  Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.  Bogor.
Bengen, D.G. 2001. Pedoman Teknis Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem     Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan – Institut Pertanian             Bogor. Bogor, Indonesia.
Bengen, D.G. 2004. Pedoman Teknis. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL-IPB, Bogor
Bibby, C. Jones, M. Marsder, S. 2000. Teknik-Teknik Ekspedisi Lapangan : Survey Burung. SMKG Mardi Yuana. Bogor.
Budiman, A. dan Suhardjono. 1992. Struktur Komunitas Mangrove. Prosiding Lokakarya Nasional Penyusunan Penelitian Biologi Kelautan dan Proses Dinamika Pesisir, Semarang 24-28 November 1992.
Dahuri, R., 1996. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita, Jakarta.
DKP Sul Sel dan LP3WP, 2006. Inventarisasi Kawasan Mangrove di Sulawesi Selatan. Laporan Akhir
Damanik,J. dan Weber,H.F. 2006. Perencanaan ekowisata. PUSPAR  UGM dan Andi, Yogyakarta.
Dharma, B., 1992. Siput dan Kerang Indonesia Shell II. PT. Sarana Graha, Jakarta.
Erwin. 2005. Studi Kesesuaian Lahan Untuk Penanaman Mangrove Ditinjau Dari Kondisi Fisika Oseanografi dan Morfologi Pantai pada Desa Sanjai Pasi Marannu Kabupaten Sinjai. Skripsi. Program Studi Kelautan, UNHAS. Makassar
Endar Sugiarto, Kusmayadi, 2000.Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan. Gramedia Pustaka Utama.Jakarta, Jakarta-Indonesia
Fachrul, M. F.  2006 .  Metode Sampling Bioekologi.  Bumi Aksara, Jakarta.

Hutabarat, S. dan Evans, S.M. 1984. Pengantar Oseanografi. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Kasim, Ma’ruf. 2006. Kawasan Mangrove dan Konsep Ecotourism. http//www ecoutorisem.org  (Diakses tanggal 26 Maret 2011)
Modul Praktikum Oseanografi. 2006. Laboratorium Oseanografi Fisika. Jurusan Ilmu Kelautan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Nybakken, J.W. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.
Noor, Y.R., Khazali, M. dan Suryadiputra, I. N. N. 1999. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia. PKA/ WI-IP, Bogor

Nurhamsia, 2009.   Analisis Pengembangan Ekowisata Mangrove Di Pantai Wisata Lombang-Lombang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju  Sulawesi Barat.   Skripsi. Program Studi Kelautan, UNHAS.
Ng, P.K.L. and N. Sivasothi (ed.). 2001. A Guide to Mangroves of Singapore.
               Volume 1: The Ecosystem and Plant Diversity and Volume 2: Animal
               Diversity. Singapore: The Singapore Science Centre.
Nontji, A. 2002. Laut Nusantara. Djambatan, Jakarta.
Odum, E.  P.  1971.  Fundanental Of Ecology third Edition.  W.  B.  Sounder Compan, Philadelphia.  USA.
Peristiwady, T. 2006. Ikan-Ikan Laut Ekonomis Penting Di Indonesia. LIPI Press. Jakarta
Peraturan Menteri Kehutanan republik Indonesia  Nomor 17  Tahun 2010 Tentang Permohonan, Pemberian, dan Pencabutan Izin Pengusahaan taman Buru www.dephut.go.id/files/P17_2010.pdf  [ Di akses tgl 8 Agustus 2011]

Rafika, 2011.  Perencanaan Jalur Interpretasi Alam di Pulau Kapota, Taman Nasional Wakatobi.  SkripsiInstitut Pertanian Bogor. Bogor.
Romimohtarto. K dan Juwana. S. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang Bilogi Laut. DjambatanJakarta.
Sultan,I. 2001 Studi Tentang Kerapatan dan Frekwensi Jenis Hutan Mangrove di Pantai Pasir Putih Kecamatan Boleh Kab Wajo. Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Supriharyono, M. S. Dr. Ir. 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumber Daya Alam di Wilayah Pesisir Tropis. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 
Soekadijo 2000.  Anatomi Pariwisata Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Jakarta-Indonesia.
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan Dengan Menerapkan ISO 14001. PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta.
Soerianegara Ishemat dkk, 1986.  Diskusi Panel Daya Guna dan Batas Lebar Jalur Hijau Hutan Mangrove.  Proyek lingkungan Hidup –LIPI Departemen Kehutanan.  Jakarta.
Santoso, N. 2000. Pola Pengawasan Ekosistem Mangrove. Makalah disampaikan pada Lokakarya Nasional Pengembangan Sistem Pengawasan Ekosistem Laut Tahun 2000. Jakarta, Indonesia.

 Subadra, IN 2008 Welcome to Bali Tourism Watch Bali Tourism Watch: Ekowisata sebagai Wahana Pelestarian Alam Akademi Pariwisata Triatma Jaya-Dalung http//Bali Tourism Watch  Ekowisata sebagai Wahana Pelestarian Alam « Welcome to Bali Tourism Watch.htm [diakses tanggal April  2011].
Sukarsa, I.Made.1999. Pengantar Pariwisata. Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Negeri Indonesia Timur. Makassar.
SNM (Strategi Nasional Mangrove). 2003. Strategi Nasional Pengelolaan
Mangrove di Indonesia (Draft Revisi); Buku II: Mangrove di Indonesia.
Jakarta: Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Taqwa, A.  2010.  Analisis Produktivitas Primer Fitoplankton dan Struktur Komunitas Fauna Makrobenthos Berdasarkan Kerapatan Mangrove di Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan  Kota Tarakan, Kalimantan Timur.  Tesis. Semarang

Tuwo, A.  2011.  Pengelolaan Ekowisata Pesisir dan Laut.   Brilian Internasional.  Surabaya.

Utama, A. 2009. Perencanaan Ekowisata Penyu Berbasis Masyarakat di Pulau Anano Taman Nasional Wakatobi. IPB

Utojo, et al, 2000. Studi Kelayakan Sumber Daya Budu Daya Laut di Pulau-pulau Sembilan Kab. Sinjai Sul. Sel. Teluk Tira-tira, Teluk Kamaru dan Teluk Lawele Kab. Buton serta Teluk Kalisusu Kab. Muna Sulawesi Tengah. Balikanta, Maros.
Undang-undang Nomor 10 Tentang Kepariwisataan. 2010. www.dephut.go.id/.../UNDANG-  [Diakses tgl 6 Agustus 2011].

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. 1990. www.dephut.go.id/.../UNDANG-
 [Diakses tgl 4 Agustus 2011].
Warpani Suwardjoko P,  2007. Pariwisata Dalam Tata Ruang Wilayah. ITB. Bogor.
Wiharyanto Dhimas2007. Kajian Pengembangan Ekowisata Mangrove  Di kawasan Konservasi Pelabuhan Tengkayu II Kota Tarakan Kalimantan Timur.Tesis. IPB.

Wantasen, Adnan. 2002. Kajian Potensi Sumberdaya Hutan Mangrove di Desa Talise Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Institut Pertanian Bogor http://tumoutou.net/702 05123/adnan wantasen pdf (Diakses tanggal 15 Mei 2010).
Yulianda, F2006.  Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi..  Makalah Seminar  Sehari Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Institut Pertanian Bogor.   
Yakup, M. 2010. Studi Kesesuaian Ekowisata Ekosistem Mangrove di Dusun Tappina Kecamatan Binuang Kabupaten Polewali Mandar  Propinsi Sulawesi Barat. Skripsi. Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.
Zulkifly, 2008. Kajian Tingkat Keberhasilan Rehabilitasi Vegetasi Mangrove Ditinjau Dari Bioekologi Di Pantai Tokke-Tokke Kecamatan Pitungpanua Kabupaten Wajo. Universitas Hasanuddin Makassar. Makassar.

RIWAYAT HIDUP
Foltra Feronika R. lahir di Salukaia pada tanggal 28 mei 1987. Penulis merupakan anak kedua dari tiga bersaudara.  Buah hati dari pasangan N. Ruutana dan Liong Koruwu.  Pada tahun 1994 Lulus di taman kanak-kanak Ebenheizer Salukaia, tahun 2000 Lulus di SDN Salukaia, tahun 2003 Lulus di SLTP Kemala Bhayangkari Makassar, tahun 2006 Lulus di SMA Kristen Soleman Makassar, dan pada tahun yang sama pula di terima di Jurusan Ilmu kelautan melalui jalur melalui Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB).
Pada Tahun 2007 penulis dikukuhkan menjadi anggota Senat Mahasiswa Fakultas Ilmu dan Teknologi Kelautan (FITK).  Selama masa studi di Kelautan penulis banyak mengikuti kegiatan dan pelatihan diantaranya  Pelatihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa (LKMM) yang diadakan oleh SEMA FITK UH pada tahun 2007 dan Basic study skill (BSS) yang diadakan FITK. Di bidang organisasi penulis pernah  menjadi Ketua persekutuan Mahasiswa Kristen Ilmu Kelautan Unhas Makassar (PERMAKRIS-IK-UH) yaitu selama dua periode (2009-2010 dan 2010-2011), Stering Komite  pada prosesi penerimaan Mahasiswa Baru, anggota muda Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Hasannudin Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten mata kuliah diantaranya “Rehabilitasi Pesisir Pantai “, “Eksplorasi Sumber daya Pesisir dan Laut”,  dan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut Secara Terpadu.  Pada Tahun 2010 Penulis juga perna bekerja sebagai Asisten Peneliti di Lingkungan PUSLITBANG Laut, Pesisir, dan Pulau-pulau kecil dalam bidang sosial ekonomiPada tahun 2009 penulis melaksanakan tugas akhir dengan kegiatan Kuliah Kerja nyata di Desa Salipolo Kec. Cempa Kab. Pinrang. Praktek kerja eksplorasi di PPLH Puntondo Takalar dengan judul Pembelajaran dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan di PPLH Puntondo Kab. Takalar (Pengelolaan   Ekosistem Mangrove dalam Upaya Penanggulangan Abrasi Pantai)  dan Studi Kesesuaian Ekosistem Mangrove sebagai Ojek Ekowisata di Pulau Kapota Taman Nasional Wakatobi Sulawesi Tenggara  sebagai tugas akhir.
HP       : 081244252242
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

REVIEW PENELITIAN : Analisis Karakteristik Reflektansi Spektral pada Ekosistem Mangrove Menggunakan Citra QuickBird di Dusun Binanga Sangkara Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Oleh : HABIL NOOR

Sabtu, 07 April 2012

ABSTRAK
HABIL NOORAnalisis Karakteristik Reflektansi Spektral pada Ekosistem Mangrove Menggunakan Citra QuickBird di Dusun Binanga Sangkara Kecamatan Bontoa Kabupaten Maros. Dibimbing oleh Nurjannah Nurdin dan Amran Saru.
QuickBird merupakan salah satu sensor satelit penginderaan jauh yang mempunyai resolusi tinggi (2,44 m-2,88 m), dengan lima saluran (pankromatik, red, green, blue, dan near infra red). Hasil perekaman obyek pada sensor ini mengandung informasi yang dapat diolah melalui mekanisme interpretasi, sehingga mampu menjelaskan obyek yang telah diindera. Hasil interpretasi akan berbeda-beda, karena setiap obyek  mempunyai daya reflektansi yang berbeda. Pada ekosistem mangrove terdapat beragam obyek yang mempunyai karakter pantulan spektral yang berbeda.
Perbedaan energi elektromagnetik yang dipantulkan, diserap, dialirkan maupun dipancarkan oleh obyek sifatnya sangat bervariasi tergantung pada karakteristik obyek-obyek pada ekosistem tersebut. Pengolahan citra menggunakan software Er Mapper 7.0 untuk megeluarkan nilai digital yang kemudian dikonversi menjadi nilai radiansi dan nilai reflektansi. Sebelas kategori yang didapatkan pada hasil pengamatan vegetasi dari klasifikasi tidak terbimbing, kemudian dibuatkan pola reflektansi spetral tiap-tiap kategori. Sedangkan pengamatan ekosistem mangrove dengan menggunakan metode yang kemukakan oleh English, et, al (1994) untuk validasi data.
Saluran pada citra QuickBird yang paling dapat untuk membedakan masing-masing obyek atau kategori pada ekosistem mangrove adalah saluran merah  (654nm). Pada saluran merah (654nm) vegetasi tampak gelap, tanah cerah tampak kelabu cerah hingga cerah, air jernih yang dalam tampak gelap, dan air keruh cerah karena pantulan oleh material tersuspensinya yang nilai pantulannya menyerupai tanah atau batuan asalnya. Sedangkan pada saluran hijau (546,5nm), air tampak gelap sehingga mudah membedakannya terhadap tanah dan vegetasi, akan tetapi tanah tidak dapat dibedakan terhadap vegetasi karena beda pantulannya terlalu kecil.
Kata kunci : Citra QuickBird, Multispektral, Pantulan Spektral, Ekosistem Mangrove.

Gambar 10Hasil klasifikasi tak terbimbing.

Gambar 11. Hasil klasifikasi yang terdiri dari 11 kategori.

Gambar 12. Kategori Tutupan Ekosistem Mangrove.

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Dusun Binanga Sangkara tentang karakteristik reflektansi spektral pada ekosistem mangrove dengan menggunakan citra QuickBird maka dapat disimpulkan :
1.      Nilai reflektansi spektral 11 jenis kategori menunjukkan hasil yang berbeda pada ekosistem mangrove.
2.      Hasil analisis pengelompokan reflektansi spektral menghasilkan enam kelompok kategori pada ekosistem mangrove berdasarkan kemiripan sifat kategori.
3.      Panjang gelombang merah (654 nm) merupakan panjang gelombang yang paling dapat membedakan atau mencirikan 11 jenis kategori ekosistem mangrove pada penelitian ini.

B. Saran

Perlu adanya penelitian lanjutan dengan mengukur langsung nilai reflektansi spektral  menggunakan spektroradiometer untuk observasi lapangan, sehingga akurasi interpretasi bisa lebih tinggi dalam penentuan panjang gelombang dari karakteristik tutupan ekosistem mangrove.
DAFTAR PUSTAKA
Amran, M.A., 1999. Karakteristik Pantulan Spektral Tumbuhan Mangrove pada Citra Digital Landsat TM: Studi Aplikasi Kasus di Kawsan Hutan Mangrove Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Thesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Anwar, J; J. Sengli; Damanik; N. Hisyam; A.S. Whitten., 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Arianto, E. 2008. Buku Panduan Dasar-Dasar Arc GIS. Comlabs.ITB
                                                       
Bengen, G.Dietrich. 2000. Pedoman Teknis Pengenalan Ekosistem Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. IPB, Bogor.

Danoedoro, Projo. 1996. Pengolahan Citra Digital. Fakultas Geografi UGM. Yogyakarta.

Darsidi, A. dan Liang.  D.H., 1982. Jalur Hijau Mangrove dalam Konteks Tata Guna Hutan Pantai.  Makalah Diskusi Panel Jalur Hijau Hutan Mangrove.  27 Februari – 1 Maret 1986.  Ciloto.

Dimyati, R.D. dan M. Dimyati., 1998. Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis Untuk Perencanaan. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah. Jakarta.

Dewi, K.T., Suhardjono, Sumosusastro, P.A., 1996.  Panduan Pengamatan Ekosistem Mangrove dalam Penyelidikan Geologi Wilayah Pantai.  Pusat Pengembangan Kelautan.  Bandung.

Digital Globe, 2007. Product Guide : QuickBird Imagery Products. Digital Globe
            Inc1601Dry Creek Drive Ste 260LongmontColorado80503.

Edwards. A.J., 1999. Applications of Satellite and Airborne Image Data to Coastal Management. UNESCO. Paris

English, S.C. Wilkinson & V. Baker (Eds). 1994. Survey Manual for Tropical Marine Resources. ASEAN-Australia Marine Science Project. Australian Institute of Marine Science. Townsville.

Howard. J.H. 1996. Penginderaan Jauh Untuk Sumberdaya Hutan:Teori dan Aplikasi. Gajah Mada University Press. P.O.BOX 14, Bulaksumur, Yogyakarta, Indonesia.

Krause. K. 2003. Radiance Conversion of QuickBird. Digital GlobeColoradoUSA.

Kusumowidagdo, Mulyadi. Budi, tjaturrahano,. Bunowati, Eva. Liesnoor, Dwi. 2007. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra. Pusat data penginderaan jauh LAPAN dan Jurusan geografi. Universitas semarang

Lillesand, T.M; and R.W. Kiefer., 1997. Penginderaan Jauh dan Interpretasi Citra (Alih Bahasa: Dulbahri, dkk). Gajah Mada  University Press. Yogyakarta.

Lo, C.P., 1996. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan Bambang, P. Penerbit UI-Press. Jakarta.

Meaden, J.G., and M.J. Kapetsky., 1991. Geographical Information System and Remote Sensing In Inland Fisheries and Aquaculture. FAO. Fisheries Technical Paper. Italy.

Mulyadi, A.  1994.  Studi Hutan Mangrove ke Arah Pemanfaatan yang Rasional Bagi Pertambakan di Wilayah Pangkajene dan Kepulauan.  Skripsi Program Studi Ilmu dan Teknologi Kelautan.  Universitas Hasanuddin.  Ujung Pandang.

Nontji, A., 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.

Nurkin, B. 1995. Laporan Hasil Penelitian Model Pengelolaan Hutan Bakau di Pantai Sinjai Timur. Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSL) Universitas Hasanuddin. Makassar.

Nybakken, 1988. Biologi Laut, Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia. Jakarta

Prahasta, E. 2008. Remote Sensing : Praktis Penginderaan Jauh dan Pengolahan Citra Digital dengan Perangkat Lunak Er Mapper. INFORMATIKA. Bandung.

Purwadhi, S.H., 2001.  Interpretasi Citra Digital.PT Grasindo,Jakarta.

Rehder, J. B., 1985, Classification and Enhancement of Image Data, In : Short Course on Remote Sensing for Civil Engineers and Planners, UNSW Centre for Remote Sensing, Sydney.

Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat Arti dan Interpretasi. Rineka Cipta. Jakarta.

Sutanto. 1994. Penginderaan Jauh Jilid 2Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Sutrisno, Dewayani. 2002. Fenomena Alam dan Perkembangan Teknologi Penginderaan Jauhdewayani@bakosurtanal.go.id. [Diakses tanggal 30 April 2008].

Walter, H., 1971. Ecology of Tropical and Sub Tropical Vegetation. Van Rostrand Reinhold Company. New York, Cincinnati, Toronto, London, and Melbourne.

Whitten, A.J., 1987. Ekologi Sulawesi. Penerbit Gajah Mada University Press.

Wiroatmodjo, P., 1995. IPTEK untuk Pengaturan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. Prosiding Seminar V Ekosistem Mangrove. Panitia Program MAB Indonesia – LIPI. Jember.
RIWAYAT HIDUP 
Habil Noor, anak ketiga dari tiga bersaudara, diciptakan oleh Allah SWT melalui perantara Muhammad Noor dan St. Zaenab.B pada tanggal 21 Juni 1983. sebelum mencapai Jurusan Ilmu Kelautan Universitas Hasanuddin, penulis meluluskan pendidikan formalnya pada TK Idhata Desa Moncobalang, SDN Inp Karampuang Desa Moncobalang, SLTP Negeri 1 Sungguminasa, dan SMUN 1 Sungguminasa.  Pendidikan non formal yang didapatkan penulis selama ini lebih banyak didapatkan dalam sebuah keluarga yang menganut paham muhammadiyah. Tempaan yang paling banyak memberikan garis dan corak berfikir penulis lebih banyak didapatkan dari sebuah desa kecil tempat interaksi awalnya dengan hidup. Selama menjalani hidup bermahasiswa, penulis tidak pernah menjadi asisten pada mata kuliah yang disajikan dalam kurikulum ilmu kelautan. Dalam dunia kelembagaan penulis pernah berkecimpung dalam lika-liku organisasi kemahasiswaan, baik itu organisasi intra maupun ekstra kampus. Sampai saat ini penulis masih tergabung dalam sebuah lembaga swadaya masyarakat yang beralamat di BTN Asal Mula Blok B10/4 Tamalanrea. Penulis melakukan Praktek Kerja Lapang di Pulau Bonetambung Makassar. Sedangkan terakhir penulis melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Singki Kecamatan Anggeraja Kabupaten Enrekang. Dilokasi itu selama dua bulan penulis berinterekasi dengan masyarakat yang selalu tersenyum dan sabar dalam melakukan kesehariannya di bentang alam yang kurang bersahabat.
No. Kontak : 081242380910
e-mail        : hblnoor@gmail.com
LINK AFFILIATE
Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online Lowongan kerja buat facebookers Cafe Bisnis Online Cafe Bisnis Online

TERKOMENTARI

Cafe Bisnis Online
Amal Shaleh (3) Amanat Undang Undang Dasar (1) Antropologi (1) Arang Tempurung (1) Artis (1) Arumi Bachim (1) Azon Profit MAster (1) BBM (4) Beli Buku (1) Bisnis Potensial (1) Blogger (2) Buku Book (2) Cari Dolar (3) Cari Duit (3) Demonstrasi (8) ebook (2) Fakultas Hukum Unhas (1) Future Technologi (4) Gerakan Indonesia Mengajar (8) Gerakan Mahasiswa (10) Gerakan Pekerja dan Buruh (3) Gizi Buruk (3) Halte Kayu (1) Hamdan Andank (1) Home Shcooling (2) Indonesia Maju (8) Info Lomba (3) Istana Negara (1) Isu Seksi (2) Jalan Baru Islam (4) Jual Buku (1) Jual Buku Digital (1) Kelautan (6) Kesimpulan Buku (1) Kesimpulan dan Saran (5) Kiamat 2012 (2) Kick Andy (1) Kolaborasi (1) Komisi (1) Komoditi (1) Kondisi Masyarakat Pesisir (1) Krisis Pangan (3) Kursus (2) Lamun (1) Lowongan Kerja (1) Masa Depan Dunia (8) Masa Depan Indonesia (18) Masa Depan Kelautan (1) Masyarakat Nelayan (4) McDonald's (1) Membuat Affiliate (1) Mengajar (8) Mobil Esemka (1) Mobil Moko (1) Pariwisata (1) Pasca Sarjana (1) Pendidikan Hukum (2) Penduduk Dunia (2) Penduduk Indonesia (4) Penelitian (2) Penemuan (4) Pengajian Anak (1) Penggulingan Rezim (5) Penggulingan SBY (4) Penhasil Dolar (1) Penjarahan (1) Perairan Indoensia (3) Perikanan (1) Pertanian (1) Pesisir Indonesia (4) Peternakan (1) Rekomendasi (2) Reviw Penelitian (1) Riset dan Survey (4) Sanggar Pendidikan (2) Selebritis (1) Simpulan dan saran (2) Soeharto (1) Software (1) Software Canggih (1) Sosial Politik (1) Statistik (1) Strategi Pembangunan (8) Sulawesi Selatan (2) Teknologi Informatika (8) Teknologi Masa Depan (4) Teknologi Tinggi (7) Tentara dan Polisi (2) Tulisan (3) Universitas Hasanuddin (6) Universitas Se-Indonesia (7) Wakatobi (2)
 

© Copyright LediSYah.com 2010 -2011 | Design by Syahnudin Syahden | Published by Ledisyah Template | Powered by Blogger.com.